WELCOME TO MY WEBSITE

HIDUP ADALAH JANGKA PANJANG
Hidup adalah seni di dalam mengambil pilihan-pilihan yang tersedia di dalam kehidupan setiap orang. Kemampuan manusia untuk melihat dan mengambil pilihan-pilihan tersebut secara komprehensif tidaklah sama. Kadangkala pilihan-pilihan tersebut tidak terlihat kentara, tersembunyi, namun sejatinya merupakan pilihan terbaik atau setidaknya jauh lebih baik bagi orang terse­but. Hanya dengan memanfaatkan potensi akal-budi secara opti­mal, berbagai pilihan itu baik yang terlihat nyata maupun samara-­samar dan tersembunyi pada akhirnya terlihat nyata untung-­rugi, baik-buruknya, benar-salahnya.
Orientasi hidup (tujuan, nilai-nilai, dan moral) juga sangat me­nentukan bagaimana manusia mengambil pilihan-pilihan terse­but. Manusia yang berpikiran jangka pendek tentu memilih pi­lihan Instan, yang cespleng dalam jangka pendek tanpa memi­kirkan baik-buruk dan benar-salah pilihan itu untuk jangka pan­jang. Sebaliknya, manusia yang berpikiran jauh ke depan terfokus pada apa yang terbaik untuk jangka waktu yang panjang. Kendati untuk itu, sering kali membutuhkan pengorbanan, penderitaan, dan rasa sakit dalam jangka pendek.
Pilihan-pilihan hidup ibarat pelari dalam olahraga atletik: pelari jarak pendek, menengah, dan maraton. Pelari jarak pendek cepat sampai di tujuan karena hanya menempuh jarak 100 m-200 m. Faktor kecepatan sangat menentukan sehingga stamina dikuras habis-habisan dalam jarak sependek itu. Diminta berlari lebih jauh lagi, stamina sudah tidak kuat lagi. Pelari jarak menengah harus mulai memperhatikan irama kecepatan dan stamina karena harus menempuh jarak yang lebih panjang (400 m - 800 m). Lebih pan­jang dari batasan itu, stamina juga tidak kuat lagi. Bagi pelari ma­raton, pengaturan kecepatan dan stamina semakin strategis men­ingat jarak yang harus ditempuh jauh lebih panjang. Faktor daya tahan stamina (endurance) sangat menentukan keberhasilan men­capai tujuan.
Manusia harus memilih apakah mereka tergolong pelari jarak pendek, menengah atau panjang. Pelari cepat sangat jago untuk jarak pendek, tetapi kedodoran saat harus berlaga untuk jarak me­nengah apalagi jarak jauh/maraton. Sebaliknya, pelari maraton akan ketinggalan untukjangka pendek, tetapi akan semakin unggul dan memenangkan lomba dengan bertambahnya jarak tempuh.
Satu hal yang pasti, hidup bukanlah sebuah pertarungan lari jangka pendek atau menengah. Hidup adalah pertarungan lari jarak jauh/maraton. Ia berlangsung di sepanjang kehidupan ma­nusia, bukan hanya pada fragmen dan episode kehidupan tertentu semata. Hidup yang baik lebih mementingkan hasil akhir jangka panjang; bukan hasil jangka pendek yang memabukkan dan me­nyesatkan. Apalah arti sebuah kemenangan jangka pendek, bila akhirnya harus berakhir dengan kekalahan dalam jangka panjang? Apalah arti kebahagiaan berlebihan di waktu muda, namun ber­akhir dengan penderitaan di usia tua?
Jauh lebih indah bila manusia bisa menjalani perjuangan hidup dengan tabah dan tekun serta berakhir dengan kebahagiaan yang terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. lbarat pe­patah, bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.
Dalam hidup, manusia hatus terus berjuang dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita sepanjang hidupnya. Kesuksesan dan kebaha­giaan adalah hasil dari proses perjuangan hidup yang dilakukan tanpa kenal lelah seraya terus mengambil hikmahnya. Dengan per­kataan lain, kesuksesan dan kebahagiaan adalah produk dari ke­mampuan memilih pilihan-pilihan terbaik yang tersedia dari setiap masalah yang dihadapi maupun dari setiap fragmen dan episode kehidupan manusia.
Pertanyaannya, kenapa seseorang memiliki pilihan yang lebih banyak dan mampu melihat serta memilah-milahnya secara jelas, sementara orang lain hanya memiliki pilihan terbatas? Banyak orang yang terkungkung pada pilihan terbatas karena orientasi hidup dan faktor lingkungan sehingga membatasinya mengeks­plorasi pilihan-pilihan lain yang boleh jadi jauh lebih baik. Orien­tasi hidup jangka pendek, materialis-hedonis, dan sejenisnya memunculkan sekat-sekat kaku, dan dengan sendirinya membatasi pilihan-pilihan yang tersedia. Orientasi hidup semacam itu, bah­kan, mengarahkan mereka untuk terpaku pada pilihan-pilihan sempit. Ruang untuk berpikir dalam perspektif berbeda (to think out of the box) menjadi terbatas. Akibatnya, pilihan-pilihan alter­natif tidak muncul atau sengaja tidak dimunculkan.
BERJALAN DI GURUN SPIRITUALISME
KECERDASAN SPIRITUAL
DAHSYATNYA KEKUATAN AKAL-BUDI
KEKUATAN OTAK LUAR BIASA
HUBUNGAN INTERAKTIF
KUNCINYA KESADARAN DIRI
HIDUP ADALAH JANGKA PANJANG
KONSEP KECERDASAN TRANSENDENTAL
HUBUNGAN TQ DENGAN BERANEKA KECERDASAN LAINNYA
KEBENARAN AL-QUR'AN
SEMUANYA DICIPTAKAN BERPASANG-PASANGAN
PENCIPTAAN MANUSIA
HIDUP DENGAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
HIDUP IKHLAS DAN PASRAH
SHALAT YANG KHUSYUK ADALAH TIANG AKHLAK
INDIKASI PERILAKU MANUSIA DENGAN TQ YANG TINGGI
SIKAP DAN PERILAKU MENJALANKAN IBADAH
SIKAP DAN PERILAKU SEHARI-HARI
MEMBANGKITKAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
PENDEKATAN METAFISIKA ISLAM
Free Web Hosting