HUBUNGAN INTERAKTIF
Belum banyak orang yang mampu mendayagunakan kemampuan otak bawah sadar. Apa yang selama ini disebut dengan proses berpikir baru sebatas memanfaatkan pikiran sadar. Proses berpikir terakhir ini hanya menghasilkan keputusan yang dangkal dan seringkali salah. Kemampuan mengkombinasikan otak sadar dan otak bawah sadar (kombinasi keduanya disebut Akal) akan menghasilkan sikap, perilaku, dan keputusan yang hebat dengan tambahan manfaat kesuksesan dan kedamaian. Jika saja proses berpikir kombinasi itu dilengkapi dengan proses yang melibatkan hati atau budi niscaya hasilnya akan sangat luar biasa.
Yang menarik, penulis meyakini adanya hubungan interaktif antara otak bawah sadar (khususnya alpha dan tetha) dengan hati pada manusia. Hubungan tersebut tidak dalam bentuk fisik (hardware), melainkan dalam bentuk piranti kerja (software) yang tidak kasat mata. Memang belum ada penelitian ilmiah yang mendukung keyakinan ini. Akan tetapi hasil penelitian metafisika dan olah-rasa yang kami lakukan menunjukkan adanya hubungan tersebut. Hal ini sangat masuk akal, karena dimensi spiritualisme hanya akan nyambung dengan yang sejenis, dalam hal ini dimensi spiritualisme dalam otak bawah sadar dengan dimensi spiritualisme dalam hati atau budi manusia.
Setiap manusia bisa mencoba menguji kebenaran pandangan ini dengan melakukan latihan sendiri. Di saat kita memejamkan mata untuk mendapatkan ketenangan dan kekhusyukan, maka pintu-pintu spiritualisme dalam otak bawah sadar terbuka secara otomatis. Pintu-pintu itu seperti terhubung ke pintu-pintu spiritualisme yang ada di dalam budi. Semakin khusyuk, hubungan itu terasa demikian dekatnya. Antara akal bawah sadar dan budi seperti menyatu, tanpa sekat-sekat pemisah. Apa yang ada di dalam pemikiran bawah sadar sama dengan apa yang ada di dalam hati, begitu pun sebaliknya.
Manusia yang terbiasa mendayagunakan seluruh potensi akal dan budi tersebut memiliki kemampuan spiritual yang semakin tinggi dan akan mudah mengatasi berbagai persoalan hidupnya serta mewujudkan keinginannya. Dalam setiap tindakan atau perilakunya, otak rasional selalu didukung dan disempurnakan oleh intuisi, perasaan dan suara hati, dan kemampuan spiritual. Mereka memahami penuh makna hukum sebab-akibat sehingga selalu berusaha menjaga tindakannya dan mengukur akibat dari setiap tindakan maupun ucapannya.
Terwujudnya keseimbangan antara akal dan budi akan lebih mudah bila kita memahami neuropsikologi dan hakekat jasmani rohani manusia. Sejatinya manusia memiliki kemampuan besar bila mengenali dan mampu mendayagunakan seluruh potensi diri yang dimiliki. Kemampuan besar yang bisa membuat manusia meraih ketenteraman batin dan kebahagiaan hidup sejati.