PENCIPTAAN MANUSIA
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, penciptaan manusia dijelaskan dalam banyak ayat Al Quran. Penciptaan manusia pertama, dalam hal ini Adam, dan keturunannya dijelaskan Allah dalam Surat (32) As Sajdah ayat 7, 8, dan 9:
Dialah yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur .
Penelitian ilmiah menunjukkan, selama hubungan seksual, 250 juta sperma terpancar dari laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma itu melakukan perjalanan yang sulit dalam 5 menit di tubuh si Ibu untuk sampai ke sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma itu yang berhasil mencapai sel telur. Selanjutnya, sel telur yang berukuran setengah butir garam, hanya menerima satu sperma saja. Ini bermakna, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil saja darinya. Persis disampaikan Allah dalam Surat (75) Al Qiyaamah ayat 36-37:
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? Bukankah dia hanya setitik mani yang dipancarkan?
Ilmuwan telah menemukan bahwa cairan yang disebut mani tidak hanya mengandung sperma saja. Cairan ini tersusun dari campuran berbagai cairan berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi yang khusus, seperti mengandung gula yang diperlukan untuk sumber energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Temuan ilmiah ini klop dengan Al Quran yang menegaskan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran, seperti tertera dalam Surat (76) Al Insaan ayat 2:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes nani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sperma bertemu dengan sel telur wanita, maka pembentukan jabang bayi mulai terjadi. Pada mulanya sel tunggal yang bernama zigot dalam ilmu embriologi segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Zigot melekat erat di rahim, dan dengan cara ini zigot mendapatkan zat-zat penting dari sang ibu.
Di sini suatu keajaiban A1 Quran juga terungkap. Dalam Surat (23) Al Mu'minuun ayat 12, 13, dan 14, dijelaskan secara rinci urutan-urutan proses kelahiran manusia yang telah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (bersal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Para ahli embriologi selama ini berpendapat bahwa tulang dan otot terbentuk secara bersamaan. Oleh sebab itu, banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih mendapatkan kenyataan bahwa ayat Al Quran itu benar adanya. Menurut Moore dalam terbitan ilmiah berjudul Developing Human, 1998, dalam minggu ketujuh rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.
Lebih ajaib tagi jika memperhatikan Surat (39) Az Zumar ayat 6: Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Ayat ini menjelaskan bahwa ada 3 tahapan proses yang terjadi saat bayi berada dalam kandungan. Kenyataannya, secara ilmiah kemudian dipahami bahwa kehidupan di dalam rahim memang berlangsung dalam 3 tahapan, yaitu tahapan pre-embrionik (dua setengah minggu pertama), embrionik (sampai akhir minggu kedelapan), dan janin (dari minggu kedelapan sampai kelahiran). Pengetahuan ini bisa ditemukan di seluruh buku wajib embriologi bagi mahasiswa kedokteran. Salah satunya buku Basic Human Embryology, yang menjadi referensi utama dalam disiplin embriologi.
Secara sederhana, ciri-ciri perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagai berikut: Pertama, tahap pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian menanamkan diri pada dinding rahim. Sejalan dengan pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
Kedua, tahap embrionik, di mana organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut menjadi embrio. Prosesnya berlangsung selama lima setengah minggu.
Ketiga, tahap fetus. Sejak tahap ini bayi untuk seterusnya disebut fetus yang menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya hanya memiliki panjang 3 cm, seluruh organnya sudah tampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga saat kelahiran.