WELCOME TO MY WEBSITE
SIKAP DAN PERILAKU MENJALANKAN IBADAH SESUAI KETENTUAN TRANSENDENTAL
1. HANYA MENYEMBAH ALLAH
Di dalam Islam, setiap umatnya harus beriman kepada Ru­kun Iman yang enam, yaitu percaya kepada Allah, percaya ke­pada malaikat, percaya kepada kitabullah, percaya kepada Ra­sul, percaya kepada hari kiamat, dan percaya kepada qada (tak­dir baik) dan qadar (takdir buruk).
Umat Islam harus mengakui keesaan Allah. Al Quran me­nyebut 2799 kali tentang keesaan Allah, mulai dari menerang­kan keesaan Allah dan mengakhirinya dengan keesaan Allah pula. Keesaan Allah mutlak sifatnya yang dijelaskan dalam Surat (112) Al Ikhlash ayat 1-4:
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat me­minta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Al Quran hanya membolehkan manusia untuk menyembah Allah. Dosa paling besar di dalam Islam adalah menjalankan sirik, yakni mempersekutukan Allah dengan yang lainnya se­perti tertera dalam Surat (4) An Nisaa ayat 48: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Iman terhadap Rukun Iman menjadi fondasi iman bagi umat Muslim di dalam menjalankan kehidupan. la <http://kehidupan.la/> menjadi sumber dari orientasi, nilai-nilai, dan tujuan hidup bagi umat Muslim.
Dalam ajaran Islam, setiap manusia itu sama. Tidak ada bedanya antara orang kaya dengan orang miskin, orang berku­lit putih dengan berkulit hitam atau sawo matang, orang Barat dengan orang Timur, orang berdarah biru dengan orang biasa, orang pintar dengan yang tidak. Yang membedakannya di ha­dapan Allah hanyalah ketakwaannya. Surat (49) Al Hujuraat ayat 13:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-­bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Se­sungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hal yang membedakan manusia dengan kecerdasan tran­sendental tinggi dengan yang tidak adalah tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia berkecerdasan transendental yang ting­gi adalah kesuksesan dan kebahagiaan hidup dunia dan ak­hirat. Untuk meraih tujuan hidup tersebut, umat Muslim harus mengikuti aturan transendental, dalam hal ini aturan yang berasal dari Allah (A1 Quran) dan Nabi Muhammad SAW (Sun­nah). Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah sayang kepada ham­ba-Nya yang beriman, dan sebaliknya meyakini pula bahwa kemurkaan Allah kepada manusia adalah akibat dari perilaku mereka yang tidak sesuai dengan aturan Allah, sebagaimana difirmankan Allah dalam Surat (10) Yunus ayat 44:
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat kepada diri rnereka sendiri.
Rukun Iman harus diwujudkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Ia <http://sehari-hari.la/> harus mendasari manusia dalam menjalani kehidupan, termasuk beribadah kepada Yang Maha Kuasa.

BERJALAN DI GURUN SPIRITUALISME
KECERDASAN SPIRITUAL
DAHSYATNYA KEKUATAN AKAL-BUDI
KEKUATAN OTAK LUAR BIASA
HUBUNGAN INTERAKTIF
KUNCINYA KESADARAN DIRI
HIDUP ADALAH JANGKA PANJANG
KONSEP KECERDASAN TRANSENDENTAL
HUBUNGAN TQ DENGAN BERANEKA KECERDASAN LAINNYA
KEBENARAN AL-QUR'AN
SEMUANYA DICIPTAKAN BERPASANG-PASANGAN
PENCIPTAAN MANUSIA
HIDUP DENGAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
HIDUP IKHLAS DAN PASRAH
SHALAT YANG KHUSYUK ADALAH TIANG AKHLAK
INDIKASI PERILAKU MANUSIA DENGAN TQ YANG TINGGI
SIKAP DAN PERILAKU MENJALANKAN IBADAH
SIKAP DAN PERILAKU SEHARI-HARI
MEMBANGKITKAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
PENDEKATAN METAFISIKA ISLAM
Free Web Hosting