2. BERUSAHA MELAKSANAKAN KEWAJIBAN AGAMA DENGAN IKHLAS DAN KHUSYUK
Seorang yang memiliki kecerdasan transendental tinggi akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan perintah Allah (agama) dengan ikhlas dan khusyuk. Inti dari ibadah dalam agama Islam terletak pada Rukun Islam yang lima (mengucapkan dua kalimah syahadat, menunaikan shalat tepat pada waktunya, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan naik haji bagi yang mampu). Sebagai ibadah yang diwajibkan Allah, maka manusia yang mengerjakannya mendapatkan pahala; sedangkan yang meninggalkannya mendapat dosa.
Dari lima Rukun Islam tersebut, yang paling pokok adalah mengerjakan shalat dengan khusyuk seperti yang telah dibahas dalam Bab 6. Shalat merupakan tiang agama sehingga ibadah shalat memiliki keutamaan di atas ibadah-ibadah lainnya sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran Surat A1 Ankabbut ayat 45.
Dalam kesehariannya, manusia dengan kecerdasan transendental yang tinggi berusaha menunaikan shalat tepat waktu betapapun sibuk dirinya. Itu berarti, manusia harus menjalankan ibadah shalat wajib sebanyak 5 kali sehari semalam (Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya) - terkecuali perempuan yang sedang berhalangan.
Pelaksanaan ibadah shalat disesuaikan dengan kemampuan fisik seseorang. Diberikan keringanan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh untuk melaksanakan shalat di atas kendaraan/pesawat sambil duduk; orang yang sedang sakit untuk menunaikan shalat sambil duduk maupun tidur. Jika tidak ada air untuk berwudhu, Allah membolehkan umatNya untuk menyucikan diri dengan bertayammum (berwudhu dengan debu halus). Bagi yang sedang dalam perjalanan jauh, diberikan pula keringanan untuk men-jammak-an (menggabungkan pelaksanaan dua shalat ke dalam satu waktu di antara keduanya) dan meng-qashar-kan (memendekkan shalat Zuhur dan Ashar masing-masing 2 rakaat dan dilaksanakan dalam satu waktu di antara keduanya).
Selain shalat wajib, ada pula shalat sunat. Yang sangat dianjurkan oleh Al Quran adalah shalat Tahajud yang dilakukan pada tengah malam sampai fajar, Surat (73) Al Muzzamil ayat 6: Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Kemudian shalat Dhuhaa yang dilakukan sekitar jam 7 pagi hingga sebelum masuk waktu Zuhur.
Allah juga menganjurkan kepada manusia membaca Al Quran untuk memahami kandungan Al Quran dan mendapatkan berbagai hikmahnya. Kecuali Surat (29) Al Ankabuut ayat 45, hal ini juga bisa ditemukan dalam Surat (35) Faathir ayat 29: Sesungguhya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.
Setiap umat Muslim meyakini bahwa membaca Al Quran saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat-ganda, karena yang dibaca adalah Kitab Suci. Al Quran adalah sebaik-baiknya bacaan bagi orang Muslim, baik di kala senang maupun di kala sedang susah, di kala gembira ataupun di saat sedih. Malahan membaca Al Quran bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Semua perintah Allah ini harus dilaksanakan dengan ikhlas dan khusyuk. Ikhlas berarti tidak ada paksaan di dalamnya. Semuanya dilaksanakan dengan kesadaran diri penuh dan kecintaan kepada Allah. Khusyuk berarti tekun dan sungguh-sungguh, karena dengan demikian manusia akan memperoleh hikmah kemuliaan dari amal-ibadah yang dijalankannya. Surat (23) Al Mu'minuun:
Ayat 1: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman; Ayat 2: (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, Ayat 3: dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, Ayat 4: dan orang-orang yang menunaikan zakat, Ayat 5: dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Ayat 8: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, Ayat 9: dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.