WELCOME TO MY WEBSITE
15. BERSATU DAN MENJAGA SILATURAHMI
Silaturahmi merupakan wujud nyata dari salah satu konsep mulia Islam, yaitu hablumminannas (hubungan antar manusia) yang wajib dilakukan oleh setiap manusia. Umat Muslim di­wajibkan untuk menjaga dan mengembangkan silaturahmi ka­rena hal itu akan memperkuat persatuan umat. Allah meminta umat Muslim untuk bersatu karena sesama umat Muslim itu bersaudara, dan melaknat orang-orang yang suka membuat permusuhan, sebagaimana Surat (16) ayat 90: ....dan Allah me­larang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan....
Toh tidak hanya dengan sesama Muslim silaturahmi itu ha­rus dipelihara, tetapi juga dengan umat-umat non-Muslim, se­perti dijelaskan Surat (49) Al Hujuraat ayat 13:
Hai manusia, sesungguhnya Kami mencipatakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Anjuran bersilaturahmi juga tertera dalam Surat (4) An Ni­saa' ayat 36: Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib ­kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba saha­yamu.
Tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh di sini bisa ber­arti seluruh umat manusia, baik yang dekat maupun yang jauh. Sebab, mereka juga ciptaan Allah. Selanjutnya, kita bisa mem­baca sejumlah Hadis Nabi Muhammad SAW tentang silaturahmi, di antaranya, diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At Tur­midzi, A1 Baihaqi dan Abu Naim:
Takutlah kamu kepada yang diharamkan Allah supaya kamu menjadi orang yang paling berbakti kepada Allah. Relalah kamu terhadap apa yang diberikan Allah kepadamu supaya kamu menjadi orang yang paling kaya (jiwa). Berbuat baiklah kamu kepada tetangga supaya kamu menjadi orang beriman. Cintailah manusia seperti engkau mencintai dirimu sendiri supaya kamu menjadi orang muslim. Dan janganlah kamu terlalu banyak tertawa sebab banyak tertawa itu mematikan hati.
Ada dua kalimat dalam Hadis Nabi di atas yang terkait de­ngan silaturahmi, yaitu Berbuat baiklah kamu kepada tetangga supaya kamu menjadi orang beriman dan Cintailah manusia seperti engkau mencintai dirimu supaya kamu menjadi seorang Muslim. Menjadi orang beriman dan seorang Muslim erat kaitannya dengan kemampuan untuk menjaga silaturahmi. Bahkan Nabi bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad untuk mempergauli manusia dengan akhlak yang baik:
Taqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu menghapus keburukan dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
Sebaliknya, memutus silaturahmi, khususnya di antara umat Muslim, akan sangat besar konsekuensinya, seperti Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir:
Sesungguhna rahmat itu tidak akan turun kepada kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan silaturrahmi.

16. PEDULI DAN MENGHARGAI ORANG LAIN
Kepedulian terhadap orang lain adalah salah satu ajaran Is­lam yang mulia. Kepedulian merupakan wujud dari kesadaran sosial manusia. Bentuk kepedulian terhadap sesama itu, di an­taranya, adalah memberikan ZIS (zakat, infak, dan sedekah) kepada orang-orang yang berhak menerimanya seperti diba­has dalam Bab 6. Manusia tidak boleh bersikap egois dengan lanya mementingkan diri sendiri dan golongannya saja.
Kepedulian terhadap orang lain yang dilakukan dengan ikh­las tanpa menyinggung perasaan si penerima, khususnya ke­pada mereka-mereka yang kurang beruntung, akan membuat hati gembira dan menambah rejeki, dijelaskan Surat (2) Al Ba­qarah ayat 262:
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkan itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan sipenerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

17. SELALU MENJAGA UCAPANNYA
Orang yang memiliki kecerdasan transendental yang tinggi selalu berusaha menjaga ucapannya agar tidak menyinggung perasaan orang lain, dari perkataan yang mubazir, fitnah, gosip, takabur, dan penuh kebohongan. Menjaga ucapan sangat pen­ting karena ucapan merupakan sumber dosa dan masalah se­suai dengan Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At Thabrami dan Al Baihaqi: Kebanyakan dosa Bahi Adam (tnanusia) berasal dari lidah.
Mereka hanya mau dengan perkataan yang baik, benar, dan bermanfaat sesuai dengan Surat (23) Al Mu'minuun Ayat 1: Sesuntgguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman; Ayat 2: (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, Ayat 3: dan or­ang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.
Sejalan dengan ayat di atas, orang yang selalu menjaga ucap­annya dengan hanya mengucapkan perkataan yang baik, men­dapat pahala, Surat (2) Al Baqarah ayat 263: Perkataan yang baik dan pemberian mtaaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Pada bagian lain, Allah melarang manusia untuk menge­luarkan ucapan yang buruk, seperti mencela orang, memaki, dan menerangkan keburukan orang lain, sebagaimana Surat (4) An Nisaa' ayat 148: Allah tidak menyukai ucapan yang buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang-orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

BERJALAN DI GURUN SPIRITUALISME
KECERDASAN SPIRITUAL
DAHSYATNYA KEKUATAN AKAL-BUDI
KEKUATAN OTAK LUAR BIASA
HUBUNGAN INTERAKTIF
KUNCINYA KESADARAN DIRI
HIDUP ADALAH JANGKA PANJANG
KONSEP KECERDASAN TRANSENDENTAL
HUBUNGAN TQ DENGAN BERANEKA KECERDASAN LAINNYA
KEBENARAN AL-QUR'AN
SEMUANYA DICIPTAKAN BERPASANG-PASANGAN
PENCIPTAAN MANUSIA
HIDUP DENGAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
HIDUP IKHLAS DAN PASRAH
SHALAT YANG KHUSYUK ADALAH TIANG AKHLAK
INDIKASI PERILAKU MANUSIA DENGAN TQ YANG TINGGI
SIKAP DAN PERILAKU MENJALANKAN IBADAH
SIKAP DAN PERILAKU SEHARI-HARI
MEMBANGKITKAN KECERDASAN TRANSENDENTAL
PENDEKATAN METAFISIKA ISLAM
Free Web Hosting