18. TIDAK SOMBONG
Problematika kehidupan acapkali menyebabkan manusia kehilangan kesadaran dirinya, bahwa ia hanyalah mahkluk ciptaan Allah sehingga lupa menghambakan diri kepada Allah. Banyak manusia yang merasa sukses dan hebat menjadi sombong dan suka membangga-banggakan diri. Allah melarang manusia bersikap sombong dan suka membangga-banggakan diri seperti tercantum dalam Surat (17) Al Israa' ayat 37:
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dam sekali-kali kamu tidak akan samapi setinggi gunung.
Juga Surat (57) A1 Hadid ayat 23: Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Tidak ada tempat bagi manusia untuk menyombongkan diri, sehebat apapun dia, sekaya apapun dia, setinggi apapun jabatannya, setampan atau secantik apapun dia... Ilmu manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmu Allah. Semua ilmu datang dari Allah. Begitu pula kekayaan, tampang rupawan, dan lain-lain. Manusia dengan kecerdasan transendental yang tinggi jauh dari sikap sombong dan suka membangga-banggakan diri. Jika bersalah, mereka cepat menyadari kesalahannya dan meminta maaf, meskipun kepada bawahan, orang miskin, orang yang berusia lebih muda, dan seterusnya.
Sikap tidak sombong dan takabur ditunjukkan pula dengan sikap rendah hati terhadap Allah dan tidak mau mendahului kehendak Allah. Dia sadar bahwa manusia hanya bisa berencana, hasilnya Allah-lah yang menentukan. Oleh sebab itu, mereka selalu menyebut Insya Allah berkaitan dengan rencana-rencananya di masa depan, seperti dijelaskan Surat (18) Al Kahfi ayat 23-24:
Dan janganlah sekali-kali mengatakan terhadap sesuatu : “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi.” Kecuali (dengan menyebut) “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa katakannlah “Mudah-mudahan Tuhankau akan memberi petunjuk kepada yang lebih dekat kebearannya daripada ini.”
Kalaupun ia berbuat dosa atau kesalahan, mereka yang memiliki kecerdasan transendental tinggi dengan cepat menyadari kesalahannya,
19. SELALU BERPIKIR POSITIF DAN TERMOTIVASI
Manfaat berpikir positif telah banyak dikupas oleh para pakar. Berpikir positif membuat pekerjaan lebih mudah untuk dikerjakan, membuat sehat jasmani dan rohani, mampu mengurangi stres, membuat suasana silaturahmi lebih hidup, dan lain-lain. Pikiran positif seseorang akan menyebar ke seluruh lingkungannya sehingga menjadi positif pula. Sedangkan pikiran negatif hanya menguras energi dan konsentrasi. Allah berfirman dalam Surat (49) Al Hujuraat ayat 12:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengunjing sebahagian yang lain.
Berpikir positif sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Orang-orang yang berpikir positif akan mampu mengeksplorasi berbagai wilayah kemungkinan untuk membuatnya menjadi mungkin. Anda mungkin untuk melakukan segala kebaikan bilamana pikiran Anda mengatakannya mampu. Apapun bisa Anda gapai kalau Anda berpikiran positif dan seijin Allah, karena energi dari pikiran positif akan selalu membuat Anda termotivasi mewujudkannya.
Manusia dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan akal untuk mewujudkan kehendak yang dilakukan dengan sadar. Manusia harus memiliki keinginan dan cita-cita tinggi, tetapi harus dibuat dan diwujudkan dengan sadar. Memiliki ambisi diperbolehkan, namun tidak boleh menjadi ambisius. Bangunlah keyakinan dan motivasi diri bahwa kehendak itu bisa diwujudkan.
Dorongan dalam diri manusia memungkinkan terwujudnya kehendak atau sebagian kehendak tersebut. Namun, kemampuan manusia ini tetap bersifat terbatas. Itu sebabnya, tatkala manusia memutuskan melakukan sesuatu, tetapi gagal karena faktor-faktor di luar kekuasaan diri manusia. Di sini berlaku hukum qadha dan qadar.
Namun, berpikiran positif terhadap orang lain harus tetap dibarengi dengan kesadaran diri yang tinggi. Jangan sampai pikiran positif tersebut terlalu berlebihan sehingga dimanfaatkan oleh orang tersebut untuk hal-hal yang tidak baik dan merugikan.
20. SELALU BERUSAHA UNTUK LEBIH BAIK (PROPERUBAHAN)
Di dalam Islam, Allah menyeru umat-Nya untuk mau berhijrah dan berjihad melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Hijrah di sini tidak selalu bermakna hijrah secara fisik, tetapi yang tak kalah penting adalah hijrah menuju jalan Allah: mengerjakan amal saleh dan meninggalkan kemungkaran. Perjuangan perubahan di jalan Allah ini juga bermakna jihad. Surat (2) Al Badarah ayat 218:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalah Allah, mereka itu mengharapkam rahmat Allah, dan Allah Maha Pegampun lagi Maha Penyayang.
Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa hidup selalu penuh cobaan, apalagi bagi orang beriman, maka umat Muslim wajib melakukan hijrah setelah menghadapi cobaan demi cobaan. Allah akan melindungi orang-orang yang melakukan hijrah setelah menderita cobaan,